kata tersusun makna terangkum asa tertuntun

Senin, 07 September 2009

allah-ku 3

Masalah yag ada sebenarnya seberapa angin yang ditimbulkan oleh gerak kita dan seberapa banyak nafas yang kita hembuskan, itulah yang akan menentukan dan mengidentifisikan diri dan jatidiri kita dihadapan Allah swt.
Pilihan, itulah yang ada dihadapan kita. Menanam padi ubudiyah yang akan melhirkan cinta ilahi yang darinya akan tumbuh pula rumput-rumput dunia. Atau kita menanam berbagai macam ilalang  persoalan keluarga, menumpuk harta yang tidak pernah selesai, mencari martabat dan jabatan yang menyeret tubuh dan energi kita dipusaran dunia yang tidak pernah habis, atau mencari ketenaran dan penghormatan yang akan menghabiskan persediaan harta kita. Pilihan itulah yang harus kita pilih salah satunya untuk menunjukkan jati diri kita, memilih keduanya adalah kemunafikan dan tidak memilih keduannya adalah kemusyrikan.
Ya Allah berikan kami kekuatan dan tunjukkanlah kami kepada jalan Mu , ampunilah segala langkah kami yang menafik serta ridhailah langkah kami yang berada dalam jalanMu kemaksiatan kami adalah kedaliman kami dan ketaatan adalah bimbinganmu semoga Engkau berkenan menjaga setiap detik nafas dan langkah kami amin.

allah-ku 2



Pribadi-pribadi seperti itulah yang keluar dari kawah ramadhan dan puasa diluar bulan ramadhan, pribadi yang   siap untuk mengemban tugas meneruskan tongkat estafet perjuangan Rasulullah dan sahabat-sahabatnya, yang menghiasi dunia ini dengan indahnya perilaku dan kepribadian serta merdunya alunan firman Allah dan Rasulnya dalam lantunan suara dan keputusannya dalam menjalani hidup. Sehingga dunia ini adalah surga, surga dan surga.
Sekali lagi bahwa kenyataan dan realitas kehidupan yang dijalani sehari-hari dengan berbagai kebutuhan yang tidak kunjung habis, segla persoalan yang senantiasa datang silih berganti menuntut dan memacu kita untuk segera menyelesaikannya, adalah kenyataan yang dipandang sebagai sebuah realitas hakiki yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja, karena membutuhkan hampir semua energi dan pikiran yang dimiliki, waktu tenaga pikiran kesempatan dan hampir seluruh nafas yang di hembuskannya, sedangkan cinta kepada Allah ubudiyah kepadanya dan menata batu-batu ubudiyah sering kali berbenturan dengan semua itu. Inilah sebenarnya hakekat kemanusiaan kita tampak dan jelas di hadapan Allah ataupun dihadapan manusia, cinta membutuhkan keyakinan dan kepercayaan yang nisbi dan abstrak sebagaimana angin yang menyejukkan tapi abstrak, seperti itulah cinta yang didasari keyakinan dan kepercayaan, suatu saat ia akan berhembus perlahan menyapa dan membelai siapa saja yang dilaluinya tapi suatu saat ia menerjang dengan keras menghancurkan segala penghalang untuk menuju kepada Allah swt, apapaun diterjang dan dihancurkan untuk sebuah cinta dan keyakinan serta kepercayaan kepada Allah, kita sangat membutuhkan nafas untuk mengatur perjalanan darah ditubuh kita, sehingga kita dapat ebrgerak sebagaimana mestinya. Ubudiyah adalah nafas yang senantiasa harus dihembuskan untuk menjaga keseimbngan pemikiran sehingga pemikiran kita dapat menemukan prioritas utama dalam hidup ini.

allah-ku


“ Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang  Aku, maka (jawablah) bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”[i]
Puncak dari kenikmatan puasa bulan ramadhan dan puasa diluar bulan ramadhan adalah kedekatan seorang muslim kepada Allah swt, merasakan kehadiran dan perbuatan Allah dalam prilaku seseorang, sehingga apapun yang dikerjakan adalah manifestasi dari pebuatan Allah, apaun yang dikerjakan  adalah wujud dari terkabulnya panjatan do’a, jauh dari perasangka buruk tidak terkabulnya do’a yang dipanjatkan, jauh dari perasangka bahwa Allah menganiaya dirinya, dari dibiarkan dirinya bahwa ibadah yang dilakukan tidak berpengaruh bagi kehidupan dirinya. Dengan kalimat sederhana bahwa puncak kenikmatan puasa adalah seorang muslim menemukan cinta sejati kepada Allah swt, segala perbuatan dan keadaan yang ada pada dirinya adalah wujud cinta Allah kepadanya dan wujud cintanya kepada Allah swt, karena dengan cinta segala sesuatu yang ada adalah keindahan dan kenikmatan. Kemiskinan, penderitaan adalah taman indah penuh dengan semerbak bunga dan kicauan burung yang menyejukkan,  gunjingan dan cibiran adalah gemericik air dan firman Allah di taman yang membuat damai hatinya.
Apalagi yang dicari, banyaknya harta? Kemewahan hidup? Melimpahnya uang dan anak? Tingginya jabatan dan martabat? Penghormatan dan ketundukan dari manusia? Atau apalagi yang masih tersisa di dunia ini kalau semua itu bagi seorang muslim telah diberikan oleh Allah kepada dirinya dalam bentuk yang diyakininya lebih dari yang pernah dibayangkan oleh siapapun didunia ini.
Maka mencari dan menggali kembali bongkahan puasa yang terhampar dihadapannya adalah keniscayaan yang mesti dilakukan oleh seorang muslim. Kalau merujuk dari pemahaman puasa diawal ayat puasa adalah menata kembali batu-batu ubudiyah yang akan digunakan untuk membangun gedung akidah yang kokoh dan megah. Menata satu persatu batu-batu ubudiyah itu tanpa henti dan penuh kedisiplinan dengan tujuan luhur karena dia tahu akan mendapatkan gedung yang kokoh dan megah,  pasir-pasir silaturahmi di intensifkan, bersilaturahmi kepada para ulama, keluarga kepada tetangga yang akan membuka mata hatinya betapa lemah dan hina dirinya dihadapan Allah swt dan betapa keagungan Allah telah dilimpahkan kepadanya, sedangkan puasa adalah semen yang akan merekatkan batu dan pasir itu menjadi bangunan yang telah direncanakan dan memperindah sehingga menjadi bangunan yang tidak bosan untuk ditempati dan dinikmati.


[i] Terjemahan disadur dari Tarjamah Tafsir Ibnu Kasir Juz 2 hlm. 180

Sabtu, 05 September 2009

ramadan oh ramadan 3


Ramadhan akan menyibakkan dan memperlihatkan secara jelas kepada setiap orang beriman akan nilai ibadah yang dilakukan kepada Allah swt, takut kepada Allah  yang dibuat-buat atau takut kepada Allah yang didasari oleh cahaya yang ada didalam hati.
Ramadhan adalah bulan dimana seluruh prinsip ibadah yang telah dijalani sebelum ramadhan diperbaiki dan dicerahkan kembali, setiap nilai ibadah yang mengalami pengkaratan harta dibersihkan dan cat lagi krim anti karat, setiap nilai ibadah yang kedapataan benalu nafsu sedikit demi sedikit dicabut dan dibuang selama satu bulan penuh sehingga bersih dari benalu-benalu itu, setiap nilai ibadah yang kedapatan kerak dunia sehingga belum jelas kemurniannya di gosok selama ramadhan sehingga menajdi jernih dan namapk jelas kemurniaanya.
Ramadhan akan mengentalkan dan mengeraskan prinsip ibadah yang telah dijalaninya sehingga menjadi keras sekeras karang dilautan yang tidak mudah goyah oleh deru ombak yang menghantam setiap detiknya.keteguhan inilah yang kemudian menjadi jalan yang kokoh untuk dilalalui oleh kedua kakinya dalam melangkan dalam beribadah kepada Allah swt. Keteguhan inilah yang kemudian menajdi nafas yang memberi kehidupan ketika tubuh melemah akibat deru nafsu yang berkobar-kobar tanpa henti, keteguhan inilah yang kemudian menajdi harta yang tidak pernah habis di ambil ketika musibah, bencana dan penderitaan menghadang didepan mata. Dan keteguhan inilah yang kemudian menjadi harapan dan cita-cita akan datangnya cinta Allah swt  ketika seluruh manusia mengalami kebingungan menjalani kehidupan.
Ketika ramadhan menjadikan seorang mukmin sibuk menghitung pahala yang akan didapat dari hasil ibadah yang dilakukan, dan menjadikan merasa aman dari dosa dan kesalahan karena banyaknya pahala yang telah diperoleh hasil dari ibadah yang dilakukan, maka ia akan tertipu oleh fatamorgana seperti seorang musafir yang kelelhan dan kehausan begitu tiba di tman yang rindang dan indah lalu tertidur tanpa belum sempat menikmati keindahan dan kesegaran airnya, tiba-tiba terbangun karena terik matahari yang menyengat dan menghilangkan keindahan dan kerindangannya  dan taman itu kembali gersang seperti sedia kala, padahal belum sempat seteguk pun air diminumnya dan belum sempat  satu buah pun dinikmatinya apalagi dipetik untuk bekal melanjutkan perjalanannya, sungguh suatu ironi.
Ya robb teguhkanlah langkah kaki kami dengan kekuasaanMu, kuatkan hati kami dengan kasih sayangmu, jangan Engkau biarkan kami walaupun hanya sekejap mata, pandanglah kami dengan cintaMu hingga kami menghadap kehadiratMu amin.

ramadan oh ramadan 2

Akan tetapi cahaya itu akan semakin redup ketika seluruh ruang dihati semakin ditutup dengan dosa dan kemaksiatan, pengingkaran akan kebenaran dan pengetahuan adalah tabir yang menghalangi cahaya menembus kedua kaki, ketidak pedulian kepada sesama adalah tabir lain yang menutupi cahaya merambat di kedua tangan kanan dan kiri, mencintai harta dan isinya adalah tabir yang akan menutupi cahaya sampai kedua mata dan telinga sehingga menjadi buta dan tuli, maka tubuh yang tersungkur dihadapan bukanlah pengabdian dan ibadah, sibuknya tangan menghitung butiran-butiran tasbih bukanlah rayuan dan pujian, dan mulut yang berbusa karena banyaknya kalam ilahi dibaca bukan  juga wujud komunikasi kepada tuhannya, bagaimanakah ketika seluruh kegelapan menyelubungi pikiran dan jiwa, bukan kebenaran tidak ada , bukan ketaatan jauh dari pandangan mata, bukan pula kubangan lumpur dosa dan nyala api neraka didepan mata tidak tampak sebagai sebuah ancaman, tetapi ketika pikiran dan jiwa terselubung dengan kegelapan dosa dan kemaksiatan maka kita akan melangkah dijalan dosa sedang hati menangis karena tidak mampu berbuat apa-apa untuk mencegahnya, perbuatan itu terulang dan terulang lagi sedang hati gelisah menyadari kebodohannya tapi tidak mampu menghentikan kebiasaannya. Dan tanpa pertolongan dan kasih sayang dari Allah yang merengkuh dengan kehangatan taubat, maka akan sia-sia makna segala yang ada pada diri kita. Sambutlah hangatnya rengkuhan  taubat Allah dengan tetesan air mata karena cintaNya kita masih dalam pelukanNya. Genggam erat tangan Allah dengan solat kepadaNya hanya itu yang akan dapat membawa kita semakin dekat kepadaNya. Tariklah para kekasih Allah orang-orang miskin, yatim piatu, dan orang-orang teraniaya merkalah yang akan menurunkan kasih sayang Allah kepada kita

ramadan oh ramadan 1

aktifitas ibadah yang dilakukan sehari-hari adalah pancaran cahaya Allah swt yang diberikan kepada hamba yang dicintaiNya, seberapaun kecil cahaya itu menembus kalbu dan membias kepada seluruh anggota tubuh sehingga menghasilkan bentuk ibadah, adalah bukti kecintaan Allah swt kepada hambaNya. Cahaya itu akan berkembang dan semakin membesar ketika kita memberi ruang untuk cahaya itu menembus kerelung hati, kesediaan dan kerelaan untuk memeberi kesempatan kepada anggota tubuh menjalani aktifitas ubudiyah, sehingga menghasilkan kebiasaan dan rutinitas yang pada akhirnya menjadi sebuah prinsip yang konsiisten dilakukan dan membuahkan istikomah dalam menjalinya itulah pembesaran ruang untuk cahaya ilahi yang masuk kedalm hati, ketika seluruh hati terang benderang dengan cahaya Allah, cahaya itu akan menjalar dan menembus setiap anggota tubuh yang ada sehinga manusia adalah citra dari tuhan dalam penciptaan didunia ini. Kemudahan dan kenikmatan dalam melaui jalan Allah swt adalah buah dari hal tersebut, itulah yang kemudian disebut  taqwa.


Bulan ramadhan adalah bulan penekanan kepada aktifitas ibadah , penghayatan akan nilai ibadah kepada Allah swt, meneliti setiap nilai ibadah yang telah dilaksanakan sebelum datangnya bulan ramadhan, aktifitas ibadah yang kemudian menjadi sumber kekuatan akidah dalam hati merupakan ukuran dan barometer keberhasilan pencapaian dalam bulan ramadhan, karena bulan ramadhan bukan bulan untuk menggali pelipatan pahala dari iabdah yang dilakukan akan tetapi ramadhan merupakan bulan untuk melihat sejauh mana kekuatan akidah yang merupakan hasil ibadah yang dilakukan sebelum ramadhan menjadi jernih dan terlihat sesuai dengan kehendak Allah swt.